Kamis, 03 Juli 2008

Paket P2KP Kendal diusulkan terbaik se-Indonesia


Pavingisasi, Swadaya Warga Desa Bumiayu Rp. 233 Juta

Menengok ke belakang – atau kisaran 2-3 tahun silam, Bumiayu merupakan sosok desa yang bias dikategorikan tertinggal jika dibandingkan dengan desa-desa yang lain diwilayah Kecamatan Wleri, Kendal. Ketertinggalan itu misalnya pada sector pembangunan.

Ketika itu, sebagian fasilitas jalan perkampungan masih berupa tanah, dan penataan sanitasi belum optimal. Namun saat ini perubahan cukup signifikan telah terjadi di desa yang menaungi enam dukuh tersebut. Jalan tanah telah tertutup dengan paving dan cor semen yang rata dan nyaman dilewati.

“Seiring dengan pembangunan jalan tersebut, seluruh elemen masyarakat serta pemerintah desa melakukan perbaikan terhadap saluran air limbah rumah tangga di kiri dan kanan jalan,” papar Kades Bumiayu M. Johan disela-sela menerima kunjungan 45 mahasiswa Fisip Undip Semarang dib alai desa setempat baru-baru ini.

Perubahan khusunya dibidang pembangunan di Desa Bumiayu dalam waktu relative singkat tersbut bukan pekerjaan mudah. Untuk mencapai hasil tersebut diperlukan komitmen serta peran aktif masyarakat. Peran itu dibuktikan warga dalam bentuk sumbangan swadaya dana untuk pembangunan jalan yang dilaksanakan melalui program penanggulangan kemiskinan diperkotaan/pedesaan (Paket).

Sebus saja, kegiatan pavingisasi jalan di Dukuh Lebo yang semula direncanakan sepanjang 1.548 meter itu akhirnya dapat direalisasikan sepanjang 4.818 meter. Dana stimulant yang disediakan program Paket Rp. 83 Juta untuk keperluan pembangunan tersebut, akhirnya bertambah menjadi Rp. 233 Juta atau meningkat 280 %. Peningkatan dana berasal dari swadaya masyarakat.

Besaran swadaya dana dari masyarakat itu, termasuk paling besar dalam kegiatan pembangunan melalui program Paket P2KP. Dari sini pula desa Bumiayu menyandang proyek terbaik kegiatan Paket di Kendal selam dua tahun berturut-turut,” kata Johan.

Laboratorium Sosial

Bagi warga masyarakat yang tidak bias memberikan bantuan dana, mereka berpartisipasi dengan swadaya tenaga. Kaum pria dan perempuan secara sukarela meluangkan waktu, misalnya mencari pasir sungai untuk keperluan pembangunan jalan.

Kegiatan pembangunan lain yang berhasil direalisasikan adalah pengecoran jalan kampong sepanjang 1.548 meter. Dana Paket yang digelontorkan sebesar Rp. 50 Juta, APBD II Rp. 50 Juta, Desa Rp. 5 Juta, BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) Rp. 500 ribu, dan swadaya masyarakat Rp. 4,5 Juta, akhirnya tidak mencukupi guna keperluan pembangunan itu. Belakangan, besar swadaya dana dari warga bertambah menjadi Rp. 28.324.160. Dengan demikian, untuk pengecoran jalan mengeluarkan dana Rp. 133.824.160.

Hasil pembangunan yang dicapai, serta keberhasilan pemerintahan desa tersebut ternyata menarik perhatian mahasiswa Undip yang kemudian melakukan kunjungan selama sehari ke desa terkait pada Sabtu (7/6) lalu.

Untuk mengetahui seluk beluk desa, 45 mahasiswa yang didampingi dosen pembimbing Kus Handayani itu melakukan kunjungan ke lapangan dibagi empat kelompok, Yakni, pembelajaran sector pertanian, pembangunan ekonomi desa, kelembagaan desa, dan pendidikan.

“Tindak lanjut dari kunjungan ini, Desa Bumiayu akan dijadikan laboratorium sosial oleh Fisip Undip,” ungkap Ketua Koordinator Paket P2KP Nunuk Zenubia saat mendampingi kunjungan mahasiswa di lapangan.

Untuk jangka panjang, lanjut dia, pihaknya bersama masyarakat desa berkeinginan mengeloa DAM Gentingan di Dusun Timbang . Dengan pengelolaan DAM oleh masyarakat, diharapkan produktivitas sawah di desa terkait semakin meningkat (Disalin dari Surat Kabar Suara Merdeka tanggal 10 Juni 2008)

0 komentar:

body onmousedown=”return false” oncontextmenu=”return false” onselectstart=”return false”